Selasa, November 18, 2014

FENOMENA FISIKA PADA ROLLER COASTER

Fenomena Fisika pada Roller Coaster meliputi:

  1. Energi Potensial
  2. Energi Kinetik
  3. Dinamika Roller Coaster
  4. Gaya Gravitasi
  5. Kekekalan Energi
  6. Gaya Sentripetal
  7. Gaya Sentrifugal
image
Energi Potensial
Energi potensial, EP, yakni energi yang “dikandung” roller coaster dikarenakan oleh posisinya:
  • bernilai maksimum di posisi puncak lintasan.
  • bernilai nol di posisi “lembah” (posisi terendah) lintasan.
Energi potensial diubah menjadi energi kinetik ketika roller coaster bergerak menurun.
Energi Kinetik
Energi Kinetik, Ek, yakni energi yang dihasilkan oleh roller coaster karena geraknya (dalam hal ini kecepatan).
  • Bernilai nol di posisi puncak lintasan.
  • Bernilai maksimum di posisi “lembah” (posisi terendah) lintasan.
Energi kinetik di ubah menjadi energi potensial ketika roller coaster bergerak menaik.
Dinamika Roller Coaster
Gerak Roller Coaster mengalami percepatan. Yakni perubahan kecepatan terhadap waktu yakni:
  • kecepatan bertambah terhadap waktu ketika bergerak menurun.
  • perlambatan (percepatan negatif) yakni kecepatan berkurang terhadap waktu ketika bergerak menaik.
Perubahan kecepatan juga terjadi di saat roller coaster berubah arah
Gaya Gravitasi
Pada roller coaster, kamu tentu mengalami gaya gravitasi yakni gaya(interaksi) yang disebabkan oleh tarikan massa bumi terhadap massa tubuh (karena massa bumi jauh lebih besar di bandingkan dengan massa tubuh)
Kekekalan Energi
Dalam proses perubahan energi Ek menjadi Ep dan Ep menjadi Ek ini, sebagian energi diubah menjadi energi panas (kalor) karena adanya gesekan (friksi). Misal, roda roller coaster dengan rel lintasan. Energi total sistem tidak bertambah atau berkurang. Energi “hanya” berubah bentuk (misal: Ek, Ep, kalor).
Ep dan Ek pada Roller Coaster
image
  1. Di titik A, roller coaster memiliki EPmaks dan EK nol, karena roller coaster belum bergerak.
  2. Di titik B. roller coaster memiliki laju maks maka ia terus bergerak ke titik C.
  3. Di titik C benda tidak berhenti tapi sedang bergerak dengan laju tertentu, sehingga pada titik ini roller coaster berada pada ketinggian maks dari lintasan lingkaran. Roller coaster terus bergerak kembali ke titik C. Pada titik C, semua EK Roller coaster kembali bernilai maks sedangkan EP-nya nol.
Energi Mekanik bernilai tetap sepanjang lintasan karena kita menganggap bahwa tidak ada gaya gesekan, maka Roller coaster akan terus bergerak lagi ke titik C dan seterusnya
Gaya Sentripetal
Gaya sentripetal adalah gaya yang “berusaha” menarik objek mengarah ke titik pusat (sumbu). Ketika roller coaster bergerak melalui lintasan memutar, gaya sentripental “mempertahankan” roller coaster agar tetap bergerak memutar.
Gaya Sentrifugal
Bentuk alur lintasan roller coaster yang menikung, menjadikan pada pengendara bekerja gaya sentrifugal.
Tergantung di tikungan mana ia berada, gaya sentrifugal dapat menyebabkan berat pengendara bertambah (G>1)atau berkurang (G<1).
Gaya sentrifugal yang dirasakan penumpang bukan hanya pada loop saja, tetapi juga pada setiap tikungan yang dibuat sepanjang lintasan. Ketika penumpang berbelok kekanan, penumpang akan terlempar ke kiri. Sebaliknya ketika berbelok ke kiri penumpang akan berbelok ke kanan. Orang akan terpental lebih keras jika berpegang erat‐erat pada batang pengaman, karena itu agar lebih nyaman banyak penumpang membiarkan tangan mereka bebas
image
Ketika roller coaster melaju turun (lihat kurva yang rendah), gaya berat akan searah dengan gaya centrifugal, yang menyebabkan gaya keseluruhan bertambah (gaya yang searah akan dijumlahkan),
sehingga anda seperti merasa tertekan ke bawah (G>1).
Sebaliknya ketika roller coaster melaju naik (lihat kurva yang tinggi), gaya berat akan berlawanan arah dengan gaya centrifugal, sehingga gaya keseluruhan akan menjadi kecil (gaya yang searah akan dikurangi).
Ini menyebabkan ada gaya yang seolah-olah menarik anda keatas (G<1).
Baca selengkapnya » 0 komentar

FENOMENA PELANGI


Cahaya matahari adalah cahaya polikromatik (terdiri dari banyak warna). Warna putih cahaya matahari sebenarnya adalah gabungan dari berbagai cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Mata manusia sanggup mencerap paling tidak tujuh warna yang dikandung cahaya matahari, yang akan terlihat pada pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Panjang gelombang cahaya ini membentuk pita garis-garis paralel, tiap warna bernuansa dengan warna di sebelahnya. Pita ini disebut spektrum warna. Di dalam spektrum warna, garis merah selalu berada pada salah satu sisi dan biru serta ungu di sisi lain, dan ini ditentukan oleh perbedaan panjang gelombang.

bagaimana terjadi pelangi??

Pelangi tidak lain adalah busur spektrum warna besar berbentuk lingkaran yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati butiran air, ia membias seperti ketika menembus prisma kaca dan keluar menjadi spektrum warna pelangi. Jadi di dalam tetesan air, kita sudah mendapatkan warna yang berbeda-beda berderet dari satu sisi ke sisi tetesan air lainnya. Beberapa dari cahaya berwarna ini kemudian dipantulkan dari sisi yang jauh pada tetesan air, kembali dan keluar lagi dari tetesan air. Cahaya keluar kembali dari tetesan air ke arah yang berbeda, tergantung pada warnanya. Warna-warna pada pelangi ini tersusun dengan merah di paling atas dan ungu di paling bawah pelangi.
Pelangi terlihat sebagai busur dari permukaan bumi karena terbatasnya sudut pandang mata, jika titik pandang di tempat yang tinggi misalnya dari pesawat terbang dapat terlihat sebagai spektrum warna yang lengkap yaitu berbentuk lingkaran. Pelangi hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar, tapi dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi si pengamat harus berada di antara matahari dan tetesan air dengan matahari di belakang orang tersebut. Matahari, mata si pengamat, dan pusat busur pelangi harus berada dalam satu garis lurus.
sungguh luar biasa, fisika menjelaskan keindahan sebuah fenomena alam :)



Baca selengkapnya » 0 komentar

10 Fenomena Alam yang Membingungkan Ilmuwan

1. Cahaya Gempa

Cahaya yang muncul sebelum dan setelah terjadinya gempa sampai kini masih membingungkan peneliti. Fisikawan Italia Cristiano Ferugia sebelumnya telah melaporkan cahaya gempa muncul pada 2000 SM. Namun ahli bumi masih mempertanyakan fenomena itu. Sampai kemudian muncul cahaya gempa pada gempa Matsushiro Jepang pada 1966.

Tapi fenomena cahaya itu kian membingungkan. Sebab cahaya itu muncul dalam banyak warna dan bentuk berbeda. Berbagai teori coba menjelaskan fenomena aneh itu. Mulai dari akibat panas yang disebabkan gesekan, gas radon dan piezoe-elektrik.

Pada 2003 Fisikawan NASA Dr Friedemann Freund menunjukkan cahaya gempa disebabkan aktivitas listrik pada batu. Menurutnya, gelombang gempa bumi dapat mengubah sifat listrik silikon dan oksigen yang mengandung mineral. Ini memungkinkan gelombang mengirimkan arus dan memancarkan cahaya.

Tapi teori itu dipertanyakan Profesor David Brumbaugh, peneliti Arizona Earthquake Information Center di Flagstaff, Arizona. Ia mengatakan, teori Freund hanyalah jawaban aman, meski ia berkeyakinan sebenarnya fenomena itu lebih rumit.
Cahaya Gempa
2. Garis pasir misterius
Fenomena garis berpola yang terhampar pada padang pasir seluas 450 Km2 di pesisir dataran Peru, mengundang misteri bagi peneliti. Pola garis itu menunjukkan desain geometris, gambar binatang, tumbuhan dan tokoh manusia langka. Garis itu terlihat sangat besar dari udara.

Peneliti menduga garis itu diciptakan komunitas kuno, orang Nazca pada 500 SM dan 500 M. Namun sampai kini tak ada yang tahu mengapa itu terjadi.

Arkeolog berusaha mempelajari garis itu. Awalnya ahli mengklaim desain garis bagian dari kalender astronomi, namun hal itu masih diragukan.

Sejak 1997, kerjasama peneliti Peru-Jerman mengalihkan perhatian studi pada sejarah dan budaya komunitas yang menciptakan garis misterius itu.

Fenomena itu kian jadi misteri. Pada 2012, peneliti Universitas Yamagata Jepang membuka pusat penelitian pada situs garis itu sebagai bagian proyek penelitian selama 15 tahun. Peneliti Jepang akan mempelajari lebih dari 1.000 gambar bergaris dari situs itu.
Garis Pasir Misterius
3. Navigasi Kupu-Kupu

Bagaimana cara kupu-kupu bermigrasi selama musim dingin masih menjadi tanda tanya bagi peneliti. Kupu-kupu jenis Monarch butterfly di Amerika Utara tercatat bermigrasi ribuan mil ke arah selatan selama musim dingin.

Pada 1950-an, ahli hewan telah memulai pelacakan migrasi kupu-kupu itu. Saat itu diketahui tujuan kupu-kupu ini yakni pegunungan Meksiko.

Namun ternyata itu bukan tujuan akhir, kupu-kupu jenis itu belakangan menargetkan 12 sampai 15 gunung Meksiko. Peneliti masih belum mengetahui kenapa bisa kupu-kupu mencapai gunung sebanyak itu.

Terdapat teori yang menjelaskan kupu-kupu bermigrasi mengikuti arah matahari. Tapi pertanyaannya, kenapa bisa sampai sejauh 15 gunung?

Teori lain menyebutkan kekuatan geomagnetik menuntun kupu-kupu untuk jadi navigasi tempat migrasi.
Navigasi Kupu-Kupu

4. Bola Petir

Bola petir telah menjadi fenomena yang digambarkan saat dan setelah terjadinya badai. Beberapa teori menjelaskan bola petir merupakan sebuah plasma, substansi dari partikel yang terionisasi.

Teori lain mengatakan bola petir itu hasil proses chemiluminescent, cahaya yang terjadi karena reaksi kimia.

Peneliti pada US Air Force Academy di Colorado As sebenarnya telah menciptakan bola plasma putih terang yang dihasilkan dari percikan listrik berdaya tinggi. Tapi peneliti tak yakin hal itu merupakan bola petir. Alhasil, bola petir masih jadi misteri.
Bola Petir
5. Batu Bergerak

Pada kawasan Racetrack Playa, Taman Nasional Death Valley di California, terdapat fenomena aneh yang membuat peneliti pusing.

Terdapat batu yang berpindah dengan sendirinya sejauh ratusan meter. Anehnya lagi, batu-batu itu bobotnya mencapai 25 kg. Peneliti geologi California kemudian melacak 30 batu.

Hasil analisa, kebanyakan batu berpindah pada musim dingin. Hal ini memunculkan teori kekuatan es dan angin memindahkan batuan itu.

Sementara teori lain menunjukkan kontribusi alga lendir dan faktor getaran seismik.

Sedangkan studi tim Dr Gunther Kletetschka dari Academy of Science Republik Ceko dan Charles University, Praha menunjukkan kontribusi es yang menempel pada batu itu, yang membeku lebih lama dari es di sekeliling batu. Kondisi ini mengurangi kekuatan antara posisi batu dengan permukaan Playa, dengan demikian batu dapat terdorong oleh angin.

Batu Bergerak
6. Suara Misterius

Gangguan suara dengungan (Hum) menjadi misteri bagi warga Bristol, barat daya Inggris sampai Bondi, Sydney Australia.

Tak semua orang dapat mendengar dengungan kecil itu. Disebutkan hanya satu dari 20 orang yang dapat merasakan gangguan suara itu.

Tahun lalu, seorang warga Beaufort di County Kerry , Irlandia memohon dewan lokal untuk mengusut suara mieterius itu. Warga sempat menyalahkan pompa air yang diduga sebagai sumber gangguan suara. Namun setelah dewan lokal mematikan pompa air, suara tetap muncul.

Di lokasi lain, ilmuwan angkat bicara dengan suara misterius itu. Ilmuwan beranggapan gangguan itu terkait dengan tinnitus.

Tinnitus merupakan istilah medis untuk pendengaran suara yang tak tampak sumber suara. Suara yang muncul bisa keras atau lembut. Ilmuwan juga menerka gangguan suara berasal dari kebisingan aktivitas industri atau suara dari bukit pasir. Nyatanya, sampai kini masih jadi misteri.
Suara Misterius
7. Siklus 17 Tahun Jangkrik
Pada tahun ini peneliti dikagetkan dengan kemunculan spesies jangkrik yang tak pernah muncul sejak 1996.

Setelah 17 tahun, pada musim panas tahun ini, tiba-tiba muncul miliaran Magicicada septendec, sejenis belalang terbesar asli dari AS, keluar dari tanah untuk mencari pasangan. Dua atau tiga minggu kemudian mereka mati.

Ilmuwan berspekulasi siklus hidup 17 tahun jangkrik itu untuk menghindari dengan siklus predator.

Peneliti menyebutkan hidup jangkrik tak sama dengan masa hidup predator yang memiliki siklus kehidupan dua atau tiga tahun. Disebutkan jangkrik menghindari predator dengan usia hidup lebih lama atau lebih singkat dari usia hidup predator mereka.

Peneliti masih belum dapat melacak bagaimana siklus hidup jangkrik itu.
jangkrik
8. Hujan Hewan
Pada Januari 1917 seorang ahli biologi, Waldo McAtee mempresentasikan adanya hujan ikan yang melanda wilayah Minnesota, AS dan Inggris Raya.

Sementara di wilayah Odzaci, Serbia diduga telah terjadi hujan katak. Pada 2009 lalu wilayah Nanao dan hakusan Jepang dilanda hujan berudu. Fenomena aneh ini mengundang komentar peneliti.

Umumnya, peneliti masih skeptis dengan fenomena hujan hewan. Namun fisikawan Prancis pada abad ke-19 berteori, hewan terbawa oleh angin kencang kategori puting beliung dan menjatuhkan pada suatu wilayah. Menurut fisikawan itu, ikan bahkan dapat tersedot dari danau dan membawa ke daratan.
Hujan Hewan
9. Bola Batu Raksasa

Pada 1930-an di kawasan Kosta Rika ditemukan bola raksasa berdiameter 2 meter. Belum jelas budaya dan tujuan apa bola batu itu diciptakan.

Penanggalan bola yang dikenal dengan Great Ball of Costa Rica itu diketahui menunjukkan tahun 600 dan 1.000 masehi. Sayangnya, tak ada catatan komunitas budaya apa yang menciptakan bola itu. Apakah itu diwariskan oleh penjajah Spanyol atau dibuat oleh penduduk setempat. Masih misterius.

Penelitian pernah dilakukan arkeolog Doris Stone apda 1943, yang memetakan distribusi batu bola raksasa itu.

Sementara antropolog University of Kansas Profesor, John Hoopes menolak teori bola batu yang dikaitkan dengan kota yang hilang dan batu itu merupakan bagian dari kapal.

Sampai kini masih diselidiki asal usul bola batu yang disebut Las Bolas oleh penduduk setempat.
Bola Batu Raksasa
10. Fosil Palsu

Fosil merupakan salah satu penanda adanya sejarah pada masa lalu. Namun fosil yang ditemukan di wilayah Sussex, Piltdown, Inggris telah menuai kontroversi sekian dekade.

Temuan diawali pada 1911. Arkeolog amatir Charles Dawson mengumpulkan fragmen tulang yang diduga manusia berumur 500.000 tahun. Temuan itu kemudian dinamakan manusia berotak besar atau Piltdown Man.

Struktur otak besar fragmen itu sempat membuat ilmuwan yakin fragmen itu merupakan mata rantai hilang antara manusia dan kera.

Tapi pada 1950, Piltdown Man ternyata hoax. Rahang fragemen itu ternyata tak mirip kera. Dan setelah dikombinasikan dengan tengkorak manusia yang sakit, penanggalan menunjukkan usianya kurang dari 1.000 tahun. Analisis kimia menunjukkan tengkorak itu ternoda sehingga tampak terlihat lebih tua.(np)

Fosil Palsu
Baca selengkapnya » 0 komentar

Rahasia "Jubah Gaib" Harry Potter Terungkap



Harry PotterJubah gaib Harry Potter terungkap dengan menggunakan teori relativitas Einstein.

Albert Einstein dalam teori relativitas pernah mengatakan gravitasi menyebabkan waktu berjalan pelan. Para ahli fisika pun telah berusaha mengungkap teori ini untuk menjelaskan "jubah tak tampak", ala cerita di Harry Potter. Ahli fisika melakukannya dengan berusaha memindahkan cahaya di sebuah daerah ke dalam sebuah ruangan, dan secara efektif menyembunyikan setiap objek yang ada di dalamnya.

Peneliti di Universitas Cornell pun telah memperlihatkan jubah tak tampak itu untuk pertama kalinya. Caranya, dengan perangkat yang mengaburkan sebuah objek dalam titik dan waktu tertentu dalam ruangan, dengan 'permainan' cahaya.

Ilmuwan telah menemukan cara baru menghentikan waktu secara keseluruhan. Bahkan meninggalkan waktu, juga menampilkan waktu yang dihentikan dengan membelokkan cahaya untuk menciptakan lubang dalam suatu waktu.
Dalam sebuah percobaan, para peneliti dari Universitas Cornell, Moti Fridman dan kolega, menyinari sebuah tembakan laser dengan menggunakan peralatan eksperimental ke sebuah detektor. Obyek fisik atau bahkan tembakan cahaya di jalur tembakan laser itu bisa menyebabkan perubahan yang akan tercatat di detektor tersebut.
Kemudian dengan beberapa peralatan optik canggih, Fridman dan koleganya mampu mengungkap sebuah celah waktu singkat dalam tembakan laser, yang kemudian menutup kembali, seolah balok itu menghilang, namun masih tercatat detektor.

Celah itu memungkinkan sesuatu yang telah mempengaruhi perubahan tembakan laser itu menyelinap dengan tepat, tanpa meninggalkan jejak dalam detektor.

Para peneliti lalu menggunakan jubah mengaburkan nadi optik yang biasanya berinteraksi dengan tembakan laser untuk memproduksi sebuah tanda lonjakan pada panjang gelombang tertentu. Saat waktu itu "berjubah", terlihat bahwa tanda lonjakan pada dasarnya tidak terdeteksi.

Jubah itu bergantung pada fakta perbedaan warna cahaya bergerak pada kecepatan yang berbeda melalui suatu media. Menggunakan perangkat yang mereka sebut ‘time lens’, peneliti memisahkan tembakan laser dengan warna tunggal ke dalam sebaran gelombang cahaya, kemudian memperlambat setengah panjang gelombang saat kecepatan yang lain meningkat.

Ini menciptakan celah waktu yang sangat singkat dan dapat ditutup lagi sebelum balok mencapai detektor dengan membalik proses pelensaan,  memulihkan balok dengan panjang gelombang tunggal, yang tampaknya tidak terganggu panjang gelombang.

Celah yang didapat oleh Fridman sangat kecil, hanya 50 picodetik atau 50 trilyun detik per durasi. Peneliti memberitahukan bahwa hal ini memungkinkan untuk memperpanjang celah, tapi efek hamburan dan dispersi membatasi lingkup jubah temporal selama beberapa nanodetik.
Baca selengkapnya » 0 komentar

FENOMENA MELAWAN GRAVITASI



Satu lagi fenomena aneh alam yang menjadi tamparan keras bagi hukum Gravitasi Newton.
Diwilayah Santa Cruz, California terdapat suatu fenomena alam yang sangat menakjubkan,dimana ditempat itu banyak terjadi kejanggalan yang mungkin membuat kita clingak-clinguk kebingungan kaya kera kenak tulup alias keheranan jika mengunjungi tempat tersebut.
kenapa??..Pasalnya,ditempat yang merupakan hamparan hutan subur itu hukum gravitasi seakan-akan sudah tidak ada artinya sama sekali,semua pepohonan berdiri miring dengan arah kemiringan yang sama bahkan bisa dibilang hampir tumbang.Banyak orang yang menyebut tempat ini "titik misterius".
Jika manusia berada disekitar "titik misterius" sekalipun, seluruh badannya tanpa dikehendaki juga ikut-ikutan miring,walaupun berusaha untuk berdiri dengan tegak,hasilnya akan sama saja.


Anehnya,walaupun dalam keadaan posisi yang miring dalam sekala yang besar,seluruh benda yang ada tidak akan terjatuh atau kehilangan keseimbangannya.Jika mencoba berjalan,langkah kita tetaplah stabil dan berjalan tanpa kesulitan walaupun dalam posisi miring.

Bila berkunjung ketempat ini,kita bisa melihat keanehan-kenehan seperti rumah yang terlihat hapir roboh (padahal sebenarnya masih kokoh),sapu yang bisa berdiri sendiri dalam keadaan yang miring,manusia yang dapat berdiri ditembok,dan keanehan-keanehan lainnya.
Parahnya lagi,dengan adanya fenomena ini,hewan-hewan hutan ngga' ada yang mau cangkrukan dan mencari makan disekitar "titik misterius",meraka mungkin ketakutan atau bagaimana?



"Mystery Spot" bisa membuktikan akan kelemahan teori Gravitasi,Sir Issac Newton dengan hukum gravitasinya menyatakan bahwa semua benda akan ditarik kearah semua benda lainnya oleh kekuatan gravitasi.
Kekuatan ini tergantung pada seberapa banyaknya zat yang tergantung dalam benda dan pada jarak diantaranya.
Hukum itu menerangkan mengapa orbit planet dan bulan berbentuk elips.Hukum itu menerangkan juga gerak semua benda dalam alam semesta yang mahaluas.
Dengan adanya fenomena ini,hukum gravitasi Newton yang bertahan kurang lebih selama 4 abad mungkin sudah saatnya untuk direvisi.
Namun sampai saat ini,Para Ilmuwan belum dapat menjelaskan bagaimana fenomena ini bisa terjadi,mungkin masih menunggu beberapa waktu lagi untuk memecahkan misteri ini,atau mungkin kalian kalian yang belajar di fisika CS sudah mempunyai sebuah teori atau argumen untuk memberi pencerahan bagaimana fenomena ini bisa terjadi?

Memang kebanyakan berada di USA,tapi di wilayah Eropa juga dapat ditemui tempat seperti ini,contohnya disekitar Warsawa,Polandia.

hal serupa juga ada disebuah wilayah di China,namun yang ini berupa tanjakan jalan raya.Uniknya ditempat itu seluruh benda beroda/yang mudah menggelinding akan tertarik menuju keatas tanjakan,padahal jika dipikir secara logika hal tsb sangatlah tidak masuk akal.

Baca selengkapnya » 0 komentar

FENOMENA BADAI MATAHARI





Untuk kali pertamanya, pesawat ruang angkasa yang jauh dari Bumi, STEREO-A, menjadi saksi saat terjadinya badai Matahari melanda planet Bumi. Sebuah video yang dirilis NASA telah membuat para fisikawan tercengang.
Posisi pesawat STEREO-A saat mengamati badai matahari (Credit: NASA/Goddard Space Flight Center/Scientific Visualization Studio )
“Ini membuat saya merinding,” kata Craig DeForest, ilmuwan dari Southwest Researcher Institute di Boulder, Colorado. “Ini menunjukkan pembengkakan CME (coronal mass ejection) menjadi dinding plasma besar kemudian menerjang sebuah titik biru. Titik tersebut adalah Bumi, tempat tinggal kita. Saya merasa kecil, tak berarti,” tambah dia.
CME adalah ledakan besar yang melontarkan miliaran ton awan plasma korona. Ketika menyapu Bumi, ia dapat menyebabkan aurora, badai radiasi, dan dalam kasus yang ekstrem adalah terputusnya jaringan listrik dan mematikan sistem satelit. Melacak awan ini dan prediksi kedatangannya adalah bagian penting terkait cuaca luar angkasa.
“Kami pernah melihat CME sebelumnya, namun tak pernah seperti ini,” kata Lika Guhathakurta, ilmuwan misi STEREO di kantor pusat NASA. “STEREO-A telah memberi kita pandangan baru tentang badai matahari.”
STEREO-A adalah satu dari dua pesawat luar angkasa yang diluncurkan pada 2006 untuk mengobservasi aktivitas Matahari. Saat badai itu terjadi, STEREO-A berjarak lebih dari 65 juta mil dari Bumi.
CME pertama yang meninggalkan Matahari terlihat terang dan mudah dilihat. Namun, visibilitasnya secara cepat menurun saat awan plasma berekspansi ke ruang hampa udara. Saat melintasi orbit Venus, cahayanya jutaan kali lebih pucat dari bulan purnama, dan ribuan kali lebih pucar dari Bima Sakti. CME yang mencapai Bumi hampir sama tipis dengan ruang hampa, nyaris transparan.
“Membedakan CME dengan cahaya bintang atau debu angkasa selama ini menjadi tantangan besar,” kata Craig DeForest.
Butuh tiga tahun, sejak 2008, bagi tim ilmuwan untuk belajar mengenali CME. Kabar baiknya, kini teknik tersebut telah disempurnakan. Ini sangat penting artinya dalam prediksi cuaca ruang angkasa. Dengan mengkalkulasi kecepatan CME, kita bisa mengestimasi kapan ia akan mencapai Bumi.
“Di masa lalu, prediksi terbaik kami soal kedatangan CME, penuh ketidakpastian, plus atau minus 4 jam,” kata Alysha Reinard dari Space Weather Prediction Center NOAA. (sumber: NASA)
Baca selengkapnya » 0 komentar

FENOMENA AURORA


Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari (angin matahari).

Di bumi, aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara dan kutub Selatan magnetiknya. Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis (IPA /ɔˈɹɔɹə bɔɹiˈælɪs/), yang dinamai bersempena Dewi Fajar Rom, Aurora, dan nama Yunani untuk angin utara, Boreas. Ini karena di Eropa, aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora borealis selalu terjadi di antara September dan Oktober dan Maret dan April. Fenomena aurora di sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa.Tapi kadang-kadang aurora muncul di puncak gunung di iklim tropis.

Penyebab Terjadinya Aurora

Aurora terjadi akibat atom-atom yang bertumbukan dengan partikel-partikel bermuatan, terutama elektron dan proton yang berasal dari Matahari. Partikel-partikel tersebut terlempar dengan kecepatan lebih dari 500 mil per detik dan terhisap medan magnet Bumi di sekitar kutub utara dan selatan. Warna-warna yang dihasilkan disebabkan benturan partikel dan molekul atau atom yang berbeda. Misalnya aurora hijau terjadi akibat benturan partikel elektron dengan molekul nitrogen. Aurora merah terjadi akibat benturan partikel elektron dengan atom oksigen.

Bagian penting dari mekanisme aurora adalah "angin Matahari" yaitu suatu aliran partikel yang keluar dari Matahari. Angin Matahari menggerakkan sejumlah besar listrik di atmosfer (sabuk Van Allen). Energi ini akan mempercepat partikel ke atmosfer bagian atas yang kemudian akan bertabrakan dengan berbagai gas. Hasilnya adalah warna-warna di angkasa yang bergerak-gerak. Tekanan listrik mengeluarkan molekul gas menjadi keadaan energi yang lebih yang mengakibatkan lepasnya foton. Warna tergantung pada frekuensi tumbukan antara partikel-partikel dan gas-gas. Mekanisme ini hampir sama dengan lampu berpendar atau lampu neon (tripod.lycod.com) 


Baca selengkapnya » 0 komentar

Copyright © FISIKAKU 2010

Template By Nano Yulianto